Laman

SELAMAT DATANG

Jumat, 12 Desember 2008

SEKOLAH GRATIS TIS TIS

Dewasa ini ramai dibicarakan tentang pendidikan gratis yang diidentikkan dengan sekolah gratis. Mulai para politisi maupun praktisi pendidikan mulai unjuk gigi ngumbar janji pada rakyat dan masyarakat bahwa sekolah gratis akan terwujud menghantarkan masyarakat keterkejutan. yang nyatanya dunia pendidikan merupakan dunia investasi jangka panjang yang tidak dapat ditentukan keberhasilannya oleh para pialang lima tahunan. Hal ini mengakibatkan para pendidik mengalami kesulitan dalam mengembangkan perencanaan sekolah.
Pemerintah menyediakan dana BOS yang spektakuler dalam medanai pendidikan dengan segala ketentuan persyaratan yang telah ditetapkan, namun kenyataan dilapangan banyak para kepala sekolah menjadi pusing tujuh keliling dalam mengatur dan merancang rencana anggaran belanja sekolah yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Tapi sayang di lapangan berbicara lain fakta menunjukkan kebutuhan anggaran sekolah yang tidak dapat di SPJ kan masih mewarnai dan menyulitkan para bendahara sekolah, inilah cikal bakan korupsi yang terpaksa dilakukan oleh para pengatur keuangan meskipun bukan untuk memperkaya diri. Hal ini diperparah jika dana BOS yang dijanjikan tidak kunjung cair alias ngendon entah di mana rimbanya, padahal yang namanya pendidikan akan terus berjalan yang jelas jelas butuh dana operasional. Andaikan kebutuhan Listrik dan air telat dibayarkan tidak perlu tunggu waktu lama pastilah terjadi pemutusan .
Sementara tuntutan kualitas dunia pendidikan terus meningkat selaras dengan perkembangan peradaban manusia. Antar lembaga pendidikan terus bersaing dalam merebut hati masyarakat meskipun perhatian pemerintah daerah terhadap sekolah adalah sama.
Jalan singkat yang diambil oleh para menejemen sekolah adalah asal jalan dan selamat adalah sangat melukai hati masyarakat terutama yang jauh-jauh telah menjatuhkan pilihannya kepada sekolah yang dianggap favorit dan dapat menghantarkan anaknya kepada cita-cita mulya.
Masyarakat menengah keatas umumnya tidak mempedulikan sekolah itu gratis atau bayar yang diutamakan adalah mutu, Kalaupun mutu sekolah bagus bayar berapapun masyarakat tidaklah keberatan. Sebaliknya meskipun sekolah gratis bila tidak bermutu masyarakat enggan untuk menyekolahkan anaknya, karena tidak akan menjanjikan masa depan jang jelas.
Banyak sekolah mahal dikota dengan kwalitas lulusan yang baik diminati masyarakat tanpa pandang bulu harus membayar berapa yang penting dapat diterima menjadi siswa disekolah itu.
Bahkan tidak jarang masyarakat menyekolahkan anaknya keluar negeri dikarenakan diluar negeri dipandang lebih berkualitas dibanding sekolah yang ada dinegeri ini.
Bila harus dinandingkan mutu pendidikan diluar negeri atau di dalam negeri tidaklah terlalu jauh bila ketersediaan dana cukup memadai. hal ini dapat dibuktikan dari hasil olimpiade yang telah diikuti anak negeri ini sangatlah tidak mengecewakan hasilnya, beberapa kali siswa indonesia menang dalam olimpiade fisika atau Astronomi di tataran ingternasional yang bersaing dengan negara adidaya.
Harapan besar para pendidik agar dunia pendidikan janganlah dijadikan ajang kepentingan politik dan bisnis. Dunia pers baik elektronik maupun cetak haruslah dapat menahan diri dalam segala pemberitaan yang menyangkut dunia pendidikan sebab investasi yang telah tertanam amatlah tidak terhitung, salah dalam pencitraan dunia pendidikan akan merusak tatanan yang telah lama dibangun.
Para selibriti sering memperankan dunia pendidikan dengan pradikma yang salah  berakibat terjadinya distorsi perubahan karakter yang cukup siknifikan memberikan andil merusak tatana apa yang telah dibangun oleh para pendidik.Oleh karena itu marilah kita bersama senantiasa untuk mengedepankan perlunya membangun dunia pendidikan yang berkesinambungan bertanggung jawab demi masa depan bangsa.