Laman

SELAMAT DATANG

Rabu, 27 Juni 2012

Mengapa Jadi Sulit Menulis


Ayo Tulis Apa Saja
Kemampuan dasar yang harus dimiliki manusia adalah membaca, menulis dan berhitung dan menjadi aneh apabila telah memiliki kemampuan membaca dan berhitung menjadi sulit dalam mengembangkan kemampuan menulis. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menulis apa yang mereka baca dan dan apa yang telah mereka hitung namun kegiatan tulis menulis tidak hanya tergantung dari kemampuan tapi juga kemauan yang ada pada diri seseorang, Motivasi dan temperamen seseorang turut andil memberikan pengaruh  mengekspresikan gagasan dalam bentuk tulisan. Seseorang yang memiliki temperamental tertutup dengan sedikit emosional akan lebih mudah mencurahkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan dari pada disampaikan secara lisan namun demikian mereka perlu menambah pengetahuan tentang tata cara kaidah tulis menulis karena dengan kaidah yang benar yang berlaku secara umum akan terkomunikasikan dengan baik.
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting.
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.Maka tidak berlebihan jika para penulis senantiasa membawa catatan kemanapun mereka pergi dalam rangka menuliskan gagasan yang muncul secara tiba-tiba yang terinspirasi dengan lingkungan yang dilihatnya. Kadang kala penulis dengan aktif memburu berita dan mengumpulkan data untuk mendukung ide gagagsan yang ia dapatkan maka di perlukan alat bantu perekam data visual berupa foto untuk mendukung hasil tulisannya.
Kalangan Guru mulai digalakkan,membiasakan menulis bila perlu jadikan menulis sebagai keahlian, sebab mulai 2013 kemampuan menulis akan berpengaruh besar untuk jenjang kenaikan kepangkatan dan gologan guru. Menulis bagian kategori pengembangan profesi yang termasuk dalam unsur utama seperti yang diamanhkan Permenpan No.16/2009. Karya tulis Guru ada poinnya untuk menunjang kenaikan pangkat dan golongan. Bisa berupa Artikel, Penulisan Buku, PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Karya Inovasi, Penemuan Teknologi Tepat Guna, Menulis Alat Peraga, atau Karya Ilmiah yang dipublikasikan baik di media Massa maupun Internet. Hal tersebut diungkapkan oleh  Suyanto, M.Pd salah satu pemateri pada acara pelatihan Pengembangan Profesil Guru di lingkungan MGMP Matematika Banyuwangi.
Dengan demikian tidak ada alasan bagi komunitas guru untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis sebagai pengembangan profesi dan tidak terbatas pada guru bahasa bahkan guru matematika,Saint maupun pendidikan jasmani pun kini tertantang untuk melakukannya. Karya tulis merupakan tantangan terbuka bagi setiap insan guru yang mengedepankan kecerdasan dan keterbukaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Thurstone dalam Akhmad Sudrajat mengungkapkan teori “Primary Mental Abilities”, bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu : a) kemampuan berbahasa, b) kemampuan mengingat, c) kemampuan nalar atau berpikir, d) kemampuan tilikan ruang, e) kemampuan bilangan, f) kemampuan menggunakan kata-kata, g) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat. Seorang Guru haruslah memiliki inteligensi yang dapat diandalkan, oleh karena itu masalah kemampuan menulis bagi seorang guru menjadi suatu kewajiban, dari buah tulisan mereka ilmu pengetahuan dapat berkembang sejalan dengan profesi mereka dengan demikian dunia pendidikan dapat berkembang dengan pesat. Indikator kemajuan lembaga pendidikan mestinya dapat dilihat dari berapa banyak buku yang ditulis dan berapa banyak penelitihan yang telah dilakukan di lembaga tersebut.
Secara teknis masalah menulis dapat dipelajari namun dalam menulis perlu waktu yang cukup siknifikan jika harus dalam bentuk tulisan ilmiah yang di dukung dengan penelitihan. Tugas seorang guru di depan kelas cukup menyita waktu, 24 jam tatap muka di kelas dan persiapan mengajar tidaklah cukup melakukan aktifitas tambahan. Karena itu di kembangkan model Penelitian Tindakan Kelas sehingga objek penelitihannya cukup di kelas dimana mereka mengajar. Sedangkan Guru juga merupakan bagian dari komunitas masyarakat yang diharapkan memiliki kepedulian sosial karena itu kritik dan saran dari buah tulisan di masyarakat senantiasa dinantikan banyak orang,  Baik artikel atau tulisan sastra yang dimuat di masmedia elektronik banyak juga dari buah tangan dari guru itu menunjukkan aktifitas yang positif.
Bagi sebagian guru banyak pula yang menggunakan media elektronik sebagai publikasi hasil karya tulisnya, weblog, wordpress bahkan dalam bentuk personal web tanpa harus bergantung dengan masmedia yang populer, ini sangat menguntungkan sebagai sebagai media untuk belajar menulis dan mengundang teman sejawat untuk menanggapi dan berkomentar, dari media ini pula mereka dapat share dokumen yang diperlukan, bahkan kini buah tulisan mereka beredar dimana-mana baik PTK maupun Artikel.
Kegitan tulis menulis sebagai penyampai informasi dapat pula sebagai wadah hoby yang memiliki kecenderungan untuk terus berkembang dan bahkan dapat menjadi bagian dari bisnis tambahan sebagai penyemangat produktifitas karya. Tidak jarang seorang tokoh menyewa seorang penulis untuk menuliskan Otobiografinya tidak tanggung tanggung besarannya mencapai 30 juta, besaran yang cukup fantastis bagi seorang guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar